-->
Wukuf adalah puncaknya haji.
Secara fisik, wukuf Arafah adalah puncak berkumpulnya seluruh jamaah, yang
berjumlah jutaan, dari penjuru dunia dalam waktu bersamaan. Secara amaliah,
wukuf Arafah mencerminkan puncak penyempurnaan haji kita. Di Arafah inilah
Rasulullah menyampaikan khutbahnya yang terkenal dengan nama khutbah wada’ atau
khutbah perpisahan, karena tak lama setelah menyampaikan khutbah itu beliaupun
wafat. Di saat itu, ayat Al-Qur’an, surat al-Maa’idah ayat 3 turun sebagai
pernyataan telah sempurna dan lengkapnya ajaran Islam yang disampaikan Allah
SWT melalui Muhammad saw. Firman Allah SWT : “..Pada hari ini telah
Ku-sempurnakan untuk kamu agamamu dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku dan
telah Ku-ridhai Islam itu menjadi agama bagimu….” (al-Maa’idah:3)
Arafah merupakan gambaran padang
Mahsyar, yang nantinya semua makhluk dikumpulkan disana sebelum melangkah ke
surga atau neraka. Kehadiran kita di Arafah memberi arti dan nuansa akhirat
dengan Mahsyarnya, sekaligus merenunginya untuk bersiap-siap menghadapi hal
itu.
Arafah juga merupakan tempat
bertemunya Adam dan Hawa setelah beratus tahun saling mencari di muka bumi.
Wukuf artinya hadir dan berada di
Arafah pada waktu tertentu antara waktu dzuhur dan ashar.
Disini masing-masing jamaah
dipersilahkan untuk mengkondisikan dirinya berkonsentrasi kepada Allah,
melakukan perenungan atas dirinya, apa yang telah dilakukan selama hidupnya,
merenungi kebesaran Allah melalui Asmaul Husna-Nya, merenungi hari akhirat.
Bentangkan dosa-dosamu di padang
Arafah ini, ingatlah satu persatu dosa-dosa yang pernah engkau lakukan,
ingatlah betapa waktumu selama ini habis terbuang sia-sia karena lebih banyak
digunakan untuk memperindah kehidupan duniamu. Pengakuan yang jujur dan ikhlas,
tanpa rasa sombong dan takabur, di hadapan Allah adalah puncak amaliah haji.
Itulah Arafah, wukuf kita adalah untuk mendefinisikan hakikat keberadaan kita
dihadapan Allah, sekalipun sebenarnya Allah telah mengetahui itu semua.
Pandanglah langit Arafah.
Renungilah bahwa pada hari yang mulia itu Allah SWT sedang memanggil para
malaikatnya berkumpul di langit Arafah, dan membangga-banggakan umatnya yang
sedang wukuf di Arafah di hadapan para malaikatnya di langit.
Disebutkan dalam hadits qudsi
bahwa Allah berfirman bahwa :
“ Lihatlah kepada hamba-Ku di
Arafah yang lesu dan berdebu. Mereka datang kesini dari penjuru dunia. Mereka
datang memohon rahmat-Ku sekalipun mereka tidak melihatku. Mereka minta
perlindungan dari azab-Ku, sekalipun mereka tidak melihat Aku”
Allah sangat memuliakan hari
wukuf di Arafah. Hari itu, Allah mendekat sedekat-dekatnya kepada orang-orang
yang wukuf di Arafah untuk mendengarkan ungkapan dan keluhan hati mereka,
menatap dari dekat wajah dan perilaku mereka. Nabi Muhammad saw bersabda :
“ . . . Ia (Allah) mendekat
kepada orang-orang yang di Arafah. Dengan
bangga Ia bertanya kepada para malaikat, Apa yang diinginkan oleh orang-orang yang sedang wukuf itu ? “
bangga Ia bertanya kepada para malaikat, Apa yang diinginkan oleh orang-orang yang sedang wukuf itu ? “
Pada hari itu, Allah senang
sekali jika kita berdoa kepada-Nya. Ia mengabulkan semua doa mereka disana,
sebagaimana tersebut dalam hadist yang lain :
Sabda Rasullullah saw : “Diantara
berbagai jenis dosa, ada dosa yang tidak akan tertebus kecuali dengan melakukan
wukuf di Arafah” (disinadkan oleh Ja’far bin Muhammad sampai kepada Rasulullah
saw).
Bahkan Allah murka ketika manusia
tidak yakin dosanya diampunkan di Arafah, seperti sabda Rasullullah saw : “Yang
paling besar dosanya diantara manusia adalah seseorang yang berwukuf di Arafah
lalu berprasangka bahwa Allah tidak memberinya ampun” (Al Khatib dalam kitab
Al-Muttafaq wal Muftaraq)
Demikian agung dan mulianya hari
Arafah ini, meski wukuf hanya beberapa jam saja. Sungguh sangat penting berdoa
di Arafah, disaksikan dari dekat oleh Allah SWT dan dibangga-banggakan-Nya kita
di depan para malaikatnya.
“Hai malaikat-Ku ! Apa balasan
(bagi) hamba-Ku ini, ia bertasbih kepada-Ku, ia bertahlil kepada-Ku, ia
bertakbir kepada-Ku, ia mengagungkan-Ku, ia mengenali-Ku, ia memuji-Ku, ia
bershalawat kepada nabi-Ku. Wahai para malaikat-Ku ! Saksikanlah, bahwasanya
Aku telah mengampuninya, Aku memberi syafaat (bantuan) kepadanya. Jika hambaku
memintanya tentu akan Kuberikan untuk semua yang wukuf di Arafah ini.”